Sering menjadi pertanyaan bagi pendonor darah dengan niat yang awalnya membantu sesama untuk kemanusiaan, tapi pada suatu waktu membutuhkan transfusi darah dan dikenakan biaya. Bagaimana bisa? Berikut sharing informasi dari apa yang saya ketahui.
Darah itu tidak ada pabriknya, hanya kerelaan keikhlasan mau mendonorkan darahnya untuk menolong sesama untuk kemanusiaan, bayangin jika tidak ada yang mau donor darahnya, besarnya uang tidak ada nilainya.
Lalu donor gratis butuh darah bayar seperti apa penjelasannya.
Petugas sosialisasi donor darah menjawabnya dengan sebuah ilustrasi padi yang baru panen tidak bisa langsung dimakan, tetapi melalui alat penggilingan padi jadi beras, baru bisa dimasak, dan proses penggilingan itu ada biaya bbm mesin dan tenaga operator, dan lain-lain begitu juga darah harus melalui proses pengecekan apakah aman dari penyakit setelah itu apakah darahnya cocok, karena sering terjadi meskipun golongan sama belum tentu cocok, misalnya golongan A dengan A belum tentu cocok. Nah untuk prosesnya itu alatnya mahal, harus petugas profesional dan pengecekan penyakit juga pakai alat, dan semua itu dihitung yang disebut biaya pengganti pengolahan darah sebesar 360ribu di Jawa Tengah pada sekarang ini tahun 2019.
Wajar muncul pertanyaan seperti itu, karena sosialisasi yang tidak semua mengena ke masyarakat, bahkan baru-baru ini viral orang salah paham menerimanya dengan berita yang menyebutkan PMI menemukan darah yang teridentifikasi HIV bukannya diterima bagus yang berarti darah yang kepasien aman dari penyakit, tetapi diterima petugas yang kurang teliti kemudian menjadi ketakutan. Tentunya di PMI ada SOP standarisasi agar menghasilkan darah yang berkualitas dan aman untuk ditransfusikan kepada pasien.
Jadi kesimpulannya adalah darah bayar, istilahnya bukan bayar karena PMI tidak kulakan membeli lalu menjual seperti orang dagang, darah berasal dari kerelaan pendonor yang kemudian diolah, biaya ini disebut biaya pengganti pengolahan darah. Semoga bermanfaat simak juga Prosedur Tata Cara Donor di Markas PMI Kabupaten Pemalang
Advertisement
