Menjenuhkan juga informasi didominasi corona, hingga sekarang ini yang ada dipikiran corona konten blog yang saya buatpun tak jauh dari corona.
Meski yang disosialisasikan pencegahan corona, penangkal corona yang ada dipikiran manusia itu ketakutan "bagaimana jika tertular" kemudian menanggapinya dengan membeli hand sanitizer, masker dan disinilah ketakutan baru muncul lagi, karena toko apotik sebagaian besar "kosong".
Kebijakan dilakukan serentak dengan meliburkan sekolah selama 14 hari dan menunda acara yang mengundang kerumunan orang.
Memperhatikan di medsos muncul orang-orang bijak dengan gaya bahasanya sendiri-sendiri, mengingatkan kalau takut lalu tidak bekerja berbahaya lagi karena bisa kelaparan, meninggalnya bukan karena virus corona tetapi karena kelaparan itu tadi.
Bentuk mengingatkan lainnya, kemudian mengungkapkan ciri penyakit corona yang batuk dan sesak napas, dikatakan penyakit itu sejak dulu sudah ada kenapa harus "geger" sekarang (ramai yang konotasi negatif) jagat digegerkan dengan corona. saya menangkap pesan ini, sudahlah biasa saja jangan membuat jagat raya ini takut karena virus corona.
Pertimbangan yang cukup berat, disatu sisi bertujuan menghambat laju penyebaran virus, dengan meliburkan disisi lainnya faktor ekonomi.
Seperti apa gus ?
Kalau saya sendiri setuju apa yang pernah diungkapkan caknun yaitu "hidup adalah ibadah"
Jangan karena corona menjadi goyah, menurun ibadahnya, kemudian pikiran menjadi tidak nyaman.
Kewaspadaan tetap, tidak hanya karena disebabkan corona, karena takut lalu tidak melakukan yang mungkin tidak biasanya yaitu disiplin pola hidup bersih dengan cuci tangan setiap saat, kemudian pola hidup sehat.
Yang sebelumnya mengabaikan cuci tangan, sekarang karena takut corona jadi sering cuci tangan dan itu dilakukan menjadi sebuah beban, mau melakukan karena dalam kondisi was-was ketakutan corona.
Tanpa corona pun, pola hidup sehat dan pola hidup bersih memang harus dilakukan.
Sekian, senang rasanya jika pembaca juga meninggalkan komentar tentang tanggapan bijak virus corona, terima kasih bagi yang sudah menyempatkan komentar semoga postingani ini menjadi lebih bermanfaat.
Baca juga : Dampak Informasi Virus Corona Bagi Blogger
Pencegahan Corona
Meski yang disosialisasikan pencegahan corona, penangkal corona yang ada dipikiran manusia itu ketakutan "bagaimana jika tertular" kemudian menanggapinya dengan membeli hand sanitizer, masker dan disinilah ketakutan baru muncul lagi, karena toko apotik sebagaian besar "kosong".
Kebijakan dilakukan serentak dengan meliburkan sekolah selama 14 hari dan menunda acara yang mengundang kerumunan orang.
Tanggapan bijak
Memperhatikan di medsos muncul orang-orang bijak dengan gaya bahasanya sendiri-sendiri, mengingatkan kalau takut lalu tidak bekerja berbahaya lagi karena bisa kelaparan, meninggalnya bukan karena virus corona tetapi karena kelaparan itu tadi.
Bentuk mengingatkan lainnya, kemudian mengungkapkan ciri penyakit corona yang batuk dan sesak napas, dikatakan penyakit itu sejak dulu sudah ada kenapa harus "geger" sekarang (ramai yang konotasi negatif) jagat digegerkan dengan corona. saya menangkap pesan ini, sudahlah biasa saja jangan membuat jagat raya ini takut karena virus corona.
Pertimbangan yang cukup berat, disatu sisi bertujuan menghambat laju penyebaran virus, dengan meliburkan disisi lainnya faktor ekonomi.
Tetap santai corona dibuat lelucon
Bagi kaum rebahan corona ini menjadi sebuah jaminan untuk bersantai, karena corona adalah co (kopi) ro (rokok) dan na (ana) red jawa, dalam bahasa Indonesia "ada", jadi disambungkan corona kopi rokok ada, sikap tetap santuy disaat merebaknya informasi corona.Komentar kamu apa gus tentang corona ini ?
Jalani hidup sejatinya hidup.Seperti apa gus ?
Kalau saya sendiri setuju apa yang pernah diungkapkan caknun yaitu "hidup adalah ibadah"
Jangan karena corona menjadi goyah, menurun ibadahnya, kemudian pikiran menjadi tidak nyaman.
Kewaspadaan tetap, tidak hanya karena disebabkan corona, karena takut lalu tidak melakukan yang mungkin tidak biasanya yaitu disiplin pola hidup bersih dengan cuci tangan setiap saat, kemudian pola hidup sehat.
Yang sebelumnya mengabaikan cuci tangan, sekarang karena takut corona jadi sering cuci tangan dan itu dilakukan menjadi sebuah beban, mau melakukan karena dalam kondisi was-was ketakutan corona.
Tanpa corona pun, pola hidup sehat dan pola hidup bersih memang harus dilakukan.
Sekian, senang rasanya jika pembaca juga meninggalkan komentar tentang tanggapan bijak virus corona, terima kasih bagi yang sudah menyempatkan komentar semoga postingani ini menjadi lebih bermanfaat.
Baca juga : Dampak Informasi Virus Corona Bagi Blogger
Advertisement